Minggu, 18 Maret 2012

jalan KEHIDUPAN dan KEMATIAN

By : PUPUT PRATELO ( 愛の詩 ププト)
Menceritakan jalan kehidupan atau kematian adalah menarik sekali. Topik yang tidak bosan-bosannya diungkap, sejak manusia menyadari apa artinya sebuah kematian. Jika tidak ada kematian maka rasanya, agama juga tidak akan laku.

Adakah yang mampu memprediksi “jalan kehidupan” seseorang, atau “jalan kematian”-nya. Saya kira tidak. Oleh karena itulah maka ada istilah nasib, pulung atau faktor-x . Apa betul demikian ? Orang yang sedang merasa “sukses” tentu akan membantah dengan keras. Bisa. Bahkan dia dapat dengan arogan berkata : Aku bisa begini karena aku berusaha keras ! Siang dan malam membanting tulang. Jadi aku bisa seperti ini. Kalau dia, yang gagal itu, karena nggak mau berusaha sih ! Coba  kalau mau kayak aku !. Pasti bisa ! 
Selain itu, banyak buku-buku pengembangan diri yang menyatakan “ apa yang kamu pikirkan itulah kamu “, atau “ bermimpilah maka jadilah “, atau “ raihlah cita-citamu setinggi langit “, atau “ yakinlah apa yang kamu yakini, pasti akan terwujud “. Pada kenyataannya, apa semuanya bisa diwujudkan. Ok hanya “ waktu “-lah yang akan menjawabnya. Kadang-kadang, dapat dilihat (dari luar) bahwa dari diri seseorang jalan kehidupannya begitu lancar, ideal, tidak ada aral melintang, tapi bisa saja tiba-tiba jalan kematian menentukan lain. Kelihatannya semuanya sia-sia saat kematian datang.