Ungkapan yang sering dipakai
Youkoso irrashaimashita (selamat datang)
Ogenku desu ka (apa khabar)
chotto o machi kudasai ( tunggulah sebentar)
chotto matte kudasai (tunggulah sebentar)
ee, chotto ( eh,tunggu bentar ya)
Dou narimashita ka ? ( apa yang terjadi ?)
Dou iu imi desu ka ( apa artinya, apa maksudnya)
Gomen nasai / Gomen kudasai ( maafkan saya)
Kamaimasen (tidak apa)
Nan to osshaimashita ka ?( apa katamu ?)
Yukkuri hanashite kudasai ( bicaralah dengan pelan )
motto hakkiri ittekudasai (tolong ucapkan lagi lebih jelas)
oboete imasu (saya lupa)
wasuremashita (saya lupa)
Dou itashimashite ( tak apa, sama-sama, biasanya ketika seseorang mengucapkan terima kasih 'arigatou' kepada kita, dan kita membalasnya dengan 'iie, dou itashimashite')
douzo (silahkan)
douzo o hairi kudasai (silahkan masuk)
kekko desu ( that's fine , ya tak apa)
mata aimasho ( mari , ketemu lagi )
... o goshoukaishimasu ( mari , saya perkenalkan .... )
misal : tsuma o goshoukaishimasu ( mari,saya perkenalkan istri saya)
.... o oshiete kudasai (tolong,beritahukan....)
misal denwa bangou o oshiete kudasai (tolong beritahukan nomor telponnya)
zannen desu ne ( wah,terlalu buruk)
o doroita ( wow, kejutan)
o tesuu desu ga ...........( maaf mengganggu kamu,tapi.........)
odaijini ( jaga diri baik2,semoga lekas sembuh)
suteki desu ne (ya,bagus..)
sugoi (luar biasa,hebat)
oitomashimasu (permisi/maaf,saya harus pergi/saya harus meninggalkan pembicaraan ini) , dipakai ketika ingin memutuskan suatu pembicaraan karena ingin pergi.
Ganbatte kudasai (SEMANGAT !!) -- untuk menyemangati seseorang
omedetou (gozaimasu) (SELAMAT !)
Abunai ( awas, bahaya !)
Ki o tsukete (hati-hati)
Sabtu, 14 April 2012
Minggu, 18 Maret 2012
jalan KEHIDUPAN dan KEMATIAN
By : PUPUT PRATELO ( 愛の詩 ププト)
Menceritakan jalan kehidupan atau kematian adalah menarik sekali. Topik yang tidak bosan-bosannya diungkap, sejak manusia menyadari apa artinya sebuah kematian. Jika tidak ada kematian maka rasanya, agama juga tidak akan laku.
Adakah yang mampu memprediksi “jalan kehidupan” seseorang, atau “jalan kematian”-nya. Saya kira tidak. Oleh karena itulah maka ada istilah nasib, pulung atau faktor-x . Apa betul demikian ? Orang yang sedang merasa “sukses” tentu akan membantah dengan keras. Bisa. Bahkan dia dapat dengan arogan berkata : Aku bisa begini karena aku berusaha keras ! Siang dan malam membanting tulang. Jadi aku bisa seperti ini. Kalau dia, yang gagal itu, karena nggak mau berusaha sih ! Coba kalau mau kayak aku !. Pasti bisa !
Selain itu, banyak buku-buku pengembangan diri yang menyatakan “ apa yang kamu pikirkan itulah kamu “, atau “ bermimpilah maka jadilah “, atau “ raihlah cita-citamu setinggi langit “, atau “ yakinlah apa yang kamu yakini, pasti akan terwujud “. Pada kenyataannya, apa semuanya bisa diwujudkan. Ok hanya “ waktu “-lah yang akan menjawabnya. Kadang-kadang, dapat dilihat (dari luar) bahwa dari diri seseorang jalan kehidupannya begitu lancar, ideal, tidak ada aral melintang, tapi bisa saja tiba-tiba jalan kematian menentukan lain. Kelihatannya semuanya sia-sia saat kematian datang.
Menceritakan jalan kehidupan atau kematian adalah menarik sekali. Topik yang tidak bosan-bosannya diungkap, sejak manusia menyadari apa artinya sebuah kematian. Jika tidak ada kematian maka rasanya, agama juga tidak akan laku.
Adakah yang mampu memprediksi “jalan kehidupan” seseorang, atau “jalan kematian”-nya. Saya kira tidak. Oleh karena itulah maka ada istilah nasib, pulung atau faktor-x . Apa betul demikian ? Orang yang sedang merasa “sukses” tentu akan membantah dengan keras. Bisa. Bahkan dia dapat dengan arogan berkata : Aku bisa begini karena aku berusaha keras ! Siang dan malam membanting tulang. Jadi aku bisa seperti ini. Kalau dia, yang gagal itu, karena nggak mau berusaha sih ! Coba kalau mau kayak aku !. Pasti bisa !
Selain itu, banyak buku-buku pengembangan diri yang menyatakan “ apa yang kamu pikirkan itulah kamu “, atau “ bermimpilah maka jadilah “, atau “ raihlah cita-citamu setinggi langit “, atau “ yakinlah apa yang kamu yakini, pasti akan terwujud “. Pada kenyataannya, apa semuanya bisa diwujudkan. Ok hanya “ waktu “-lah yang akan menjawabnya. Kadang-kadang, dapat dilihat (dari luar) bahwa dari diri seseorang jalan kehidupannya begitu lancar, ideal, tidak ada aral melintang, tapi bisa saja tiba-tiba jalan kematian menentukan lain. Kelihatannya semuanya sia-sia saat kematian datang.
Langganan:
Postingan (Atom)